Monumen pahlawan tidak dikenal adalah sebuah karya Monumental yang memiliki nilai sejarah yang mendalam.
Dijadikan sebagai land mark di Kenagarian Kecamatan Padang Barat Padang, yang
berfungsi sebagai lambang perjuangan rakyat kota Padang.
Kurangnya apresiasi
masyarakat terhadap monumen, sehingga kondisi monumen pahlawan tidak dikenal
kurang diperhatikan dan mulai hilang dari pandangan masyarakat yang berkunjung ke
Taman Melati, masyarakat yang berkunjung di Taman Melati Padang banyak yang tidak
mengetahui sejarah atau hanya sekedar berselfy ria dan tidak mengetahui apa nama
monumen tersebut.
Sejarah perjuangan
pahlawan yang tidak dikenal yang menentang kebijakan belanda (belasting) dan terjadinya
perang melawan agresi belanda pada tahun 1950 di Kota Padang. Bentuk monumen terjadi
dari fondasi, alas figur, dan terdapat figur pria (laki-laki) yang menggambarkan sesosok
pejuang pasukan perang melawan Belanda.
Pendahuluan
Diberbagai daerah di Indonesia, baik provinsi maupun Kabupaten/Kota juga
memiliki cerita sendiri terkait dengan perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan
Indonesia di daerah mereka masing-masing. Saat ini banyak terkenal nama-nama pahlawan
dari masing-masing provinsi yang terkenal dengan heroiknya dalam berjuang demi bangsa
Indonesia.
Seperti halnya provinsi lain, Sumatra Barat memiliki nilai sejarah penting yang
menjadi bagian dari sejarah nasional. Sumatra barat pernah mengalami masa kelam karena
penjajahan oleh bangsa asing, yaitu belanda dan jepang.
Penjajah tidak hanya menguras
harta kekayaan sumatra barat, tapi juga menindas kebebasan dan hak rakyat di Sumatra
Barat. Cukup banyak bukti sejarah yang dapat dijumpai yang menggambarkan bahwa
Sumatra Barat pernah ada dalam kekuasaan penjajah, diantaranya : Benteng fort de kock
dan lobang jepang di Bukittinggi, Kota tua di Padang, gudang ransum di Sawah Lunto serta
masih sangat banyak lagi bukti sejarah lainnya di berbagai daerah sumatra barat.
Monumen Pahlawan Tidak Dikenal
Gerakan melawan penjajahan bangsa asing dilakukan oleh rakyat Sumatra Barat
demi memperjuangkan harkat dan martabat sebagai bangsa yang merdeka. Banyak sekali
tokoh pejuang yang memimpin perlawanan rakyat Sumatera Barat, diantaranya Tuanku
Imam Bonjol, Tuanku Tambusai, Siti Manggopoh dan banyak lagi yang lainnya.
Kota padang yang sama halnya dengan wilayah lain di Sumatra Barat Pada masa
penjajahan menjadi salah satu daerah pusat perlawanan rakyat Sumatra Barat.
Banyak
sekali pejuang kemerdekaan yang gugur dalam perang, saat itu kemerdekaan adalah sebuah
harga mati harus dicapai sekalipun nyawa mereka sebagai taruhannya.Tidak semua tokoh
pejuang yang gugur tercatat sebagai pahlawan karena keterbatasan informasi pada masa
itu. Tapi pada hakikatnya bagi bangsa indonesia, mereka semua adalah pahlawan,
walaupun tidak dikenal namanya satu persatu.
Salah satu bentuk usaha untuk mengenang perjuangan pahlawan yang tidak dikenal
ini, seorang seniman patung bernama Ramudin membuat monumen pahlawan tidak
dikenal yang pertama kali pada tahun 1950. Pembuatan monumen ini lebih berfokus pada
penggambaran pahlawan-pahlawan yang berjuang setelah agresi militer Belanda sesaat
setelah Indonesia merdeka. Ramudin beranggapan bahwa perlunya usaha untuk
mengenang dan menghargai jasa pahlawan-pahlawan yang telah berjuang yang
nama-namanya tidak ada dalam literatur sejarah.
Dari monumen pahlawan tidak dikenal ini dapat penulis simpulkan bahwa
Ramudin ingin menyampaikan pesan ke generasi berikutnya bahwa untuk
mempertahankan wilayah Sumatera Barat ini, banyak pahlawan-pahlawan yang rela
berkorban sehingga kita sebagai masyarakat harus berkewajiban untuk mengenang dan
menghargai jasa pahlawan tersebut.
Dari monumen ini juga ditekankan bahwa pahlawan
tidak hanya pejuang-pejuang yang sering kita dengarkan atau yang sering disebutkan
didalam buku tetapi jauh lebih banyak pahlawan-pahlawan yang ikut serta berjuang meski
nama mereka tidak disebutkan dalam buku atau literatur sejarah.
Saat ini, monumen pahlawan tidak dikenal terdapat di Museum Adityawarman di
Kota Padang, Sumatera Barat.
Monumen pahlawan tidak dikenal ini dapat dijumpai oleh
masyarakat ketika masuk kedalam museum karena letaknya yang dekat dengan pintu
gerbang masuk museum.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan Bapak Syamsul Fahmi, seorang Pegawai
Negeri Sipil yang bertugas di Museum Adityawarman pada tanggal 23 Oktober 2016
terkait mengenai monumen disimpulkan bahwa Monumen pahlawan tidak dikenal
menggambarkan sesosok patung tanpa wajah dengan bambu runcing ditangannya, sangat
berciri khas pejuang di masa silam.
Posisinya yang tertunduk terlihat seperti ia beristirahat
sejenak setelah lelah berjuang namun tetap sigap untuk menjaga dan meneruskan
perjuangan.
Namun dalam perkembangannya dimasyarakat, masih banyak masyarakat yang
belum mengenal dan mengentahui monumen pahlawan tidak dikenal ini.