10 Tradisi dan Budaya Minangkabau yang Masih Eksis dan Jarang Diketahui Publik

Spread the love

Spread the love10 Tradisi dan Budaya Minangkabau yang Masih Eksis dan Jarang Diketahui Publik Sumatera Barat dikenal sebagai tanah asal suku Minangkabau, salah satu etnis dengan kekayaan budaya yang sangat tinggi di Indonesia. Hingga saat …

10 Tradisi dan Budaya Minangkabau
Spread the love

10 Tradisi dan Budaya Minangkabau yang Masih Eksis dan Jarang Diketahui Publik

Sumatera Barat dikenal sebagai tanah asal suku Minangkabau, salah satu etnis dengan kekayaan budaya yang sangat tinggi di Indonesia. Hingga saat ini, berbagai tradisi dan adat istiadat Minangkabau masih dilestarikan oleh masyarakat. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki nilai filosofis yang dalam dan berkaitan erat dengan ajaran Islam. Berikut ini 10 tradisi budaya Minangkabau yang masih eksis hingga kini dan mungkin belum banyak diketahui publik.

1. Batagak Penghulu

Tradisi ini merupakan upacara adat untuk mengangkat seorang penghulu atau pemimpin suku. Acara ini biasanya digelar secara meriah dan berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu. Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyembelih kerbau dan menggelar jamuan besar sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan pemimpin baru.

2. Batagak Kudo-Kudo

Tradisi ini dilakukan saat membangun rumah gadang (rumah adat Minangkabau), tepatnya ketika hendak memasang bagian kuda-kuda bangunan. Prosesi ini juga diramaikan seperti pesta pernikahan, di mana masyarakat sekitar dan sanak saudara diundang. Para tamu biasanya membawa sumbangan berupa bahan bangunan.

READ More  15 Festival Wisata Budaya Nusa Tenggara Barat

3. Makan Bajamba

Makan bajamba adalah tradisi makan bersama dalam satu hidangan besar. Biasanya dilakukan pada acara keagamaan, adat, atau syukuran. Tradisi ini menunjukkan nilai kebersamaan dan kesederhanaan, dengan adab makan yang mengacu pada ajaran Islam. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-7, bersamaan dengan masuknya Islam ke Minangkabau.

4. Balimau

Balimau merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadan dengan cara mandi membersihkan diri di sungai atau tempat khusus. Balimau tidak hanya bermakna fisik, tapi juga spiritual—dengan saling memaafkan dan menyucikan hati sebelum memasuki bulan puasa.

5. Pacu Jawi

Pacu Jawi atau balapan sapi adalah tradisi yang biasanya digelar setelah musim panen di Kabupaten Tanah Datar. Tradisi ini menjadi ajang hiburan dan sekaligus ajang silaturahmi masyarakat desa. Uniknya, pembalap berdiri di belakang dua ekor sapi yang berlari di sawah berlumpur.

6. Pacu Itiak

Tradisi ini pertama kali digelar pada tahun 1928 dan hingga kini masih berlangsung di Payakumbuh dan sekitarnya. Pacu Itiak adalah lomba balap bebek yang unik dan hanya ada di Sumatera Barat. Bebek-bebek dilatih dan dilombakan di lintasan khusus, menjadi tontonan menarik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

7. Tabuik

Tabuik adalah tradisi tahunan masyarakat Pariaman untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein. Acara ini diadakan setiap tanggal 10 Muharram dengan berbagai prosesi, yang puncaknya disebut “Hoyak Tabuik”. Tabuik menjadi daya tarik wisata religi dan budaya, bahkan menarik perhatian turis mancanegara.

READ More  13 Tradisi dan Budaya Minangkabau Sumatera Barat Yang Masih Eksis

8. Turun Mandi

Tradisi ini dilakukan untuk menyambut kelahiran seorang anak. Dalam prosesi ini, bayi dimandikan secara simbolis dan diperkenalkan kepada masyarakat sekitar. Acara ini juga menjadi momen syukuran keluarga atas kelahiran anggota baru.

9. Ziarah ke Makam Keluarga

Menjelang Ramadan, masyarakat Minangkabau memiliki kebiasaan berziarah ke makam keluarga. Mereka membawa bunga, air, dan membacakan doa seperti surat Yasin. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga mempererat silaturahmi antar keluarga.

10. Gotong Royong Membersihkan Masjid

Sebelum Ramadan, masyarakat Minangkabau biasanya melakukan gotong royong untuk membersihkan masjid. Seluruh warga kampung ikut serta, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Setelah bersih-bersih, acara ditutup dengan makan bersama sebagai bentuk kebersamaan dan persiapan menyambut bulan suci.


Penutup

Sebagian besar tradisi Minangkabau berakar dari ajaran Islam dan mengandung nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, tolong-menolong, dan penghormatan terhadap leluhur. Filosofi hidup masyarakat Minang yang terkenal dengan pepatah “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” menjadi landasan utama dalam menjaga warisan budaya ini tetap hidup. Semoga tradisi-tradisi ini terus dilestarikan dan dikenal luas sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x