Ketela rambat atau ubi jalar (Ipomoea batatas) ternyata menyimpan rahasia besar yang selama ini belum diperhitungkan oleh banyak orang. Berdasarkan penelitian tanaman ini mempunyai kandungan gizi yang besar, karbohidrat, protein, vitamin dan kandungan lainnya, informasi detail silahkan cari di wikipedia atau referensi lain.
Ini bukan membahas masalah kandungan gizi, manfaat kesehatan ataupun hasil kreasi makanan olahan tetapi masalah hasil budidaya ubi jalar yang luar biasa.
Sebelum menghitung hasil analisa usaha, akan saya ulas sedikit mengenai ubi jalar.
Tanaman ubi jalar adalah tanaman merambat, panjang batang bisa menjalar sampai sekitar 1 meter. Jika tidak dirambatkan maka tingginya hanya sekitar 20 cm saja. Dalam satu batang bisa berkembang menjadi 5 batang atau lebih. Jenisnya bermacam-macam, warna kulit ada yang merah, ungu dan putih. Bentuk daun menjari seperti singkong dan ada pula yang lebar seperti daun pohon Gmelina.
Cara budidaya ubi jalar dimulai dengan pemilihan jenis tanah. Pilihlah tanah yang benar-benar gembur dg struktur tanah berpasir seperti bekas abu vulkanik. Tidak semua ladang atau tegalan berpasir karena tanah liat seperti sawah sangat tidak cocok. Cara termudah menguji tanah adalah sebagai berikut, basahi tanah lalu ambil segenggam kemudian kepal dengan kuat, kepalan tanah lalu dilempar. Kalau tanah berpasir tanah sekepal tersebut akan mudah hancur, jika tanah liat maka akan tetap menggumpal.
Setelah menemukan lahan yang cocok selanjutnya ditaburi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 20 ton atau sekitar 4 truk. Sebelum dibajak lahan sebaiknya diairi sampai terendam dan biarkan satu malam. Lahan lalu dibajak dengan traktor atau sapi supaya gembur dan pupuk dasar bercampur dengan sempurna dengan tanah. Jenis bajak yang cocok untuk tujuan ini adalah singkal. Lahan yang sudah dibajak kemudian dibuat guludan memanjang lahan dengan jarak antar guludan 80 cm – 100 cm, tinggi guludan kira-kira 30 cm. Buat saluran kecil sedalam 5 cm diatas guludan dan taburi pupuk NPK lalu timbun lagi dengan tanah. Kebutuhan pupuk NPK sekitar 100 kg (2 karung). Pengerjaan ini membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang selama 3 hari.
Siapkan stek atau potongan ubi jalar sepanjang 20 cm. Hitung kebutuhan stek per hektar, jika jarak antar tanaman 30 cm maka 1 guludan sepanjang 100 m adalah 333 stek, jika jaran antar guludan 1 m maka ada 100 guludan per hektar. Jadi kebutuhan bibit adalah 333 x 100 = 33.300 stek.
Cara menanam stek sangat mudah, tinggal tancapkan batang bawah sedalam 5-7 cm kedalam guludan, atur jarak antar stek 30 cm. Dengan kondisi tanah masih basah maka stek tidak usah disiram. Dalam beberapa hari daun stek akan layu, dari batang keluar akar baru dan di ketiak daun akan muncul tunas baru. Penanaman ini membutuhkan 3 tenaga kerja selama 1 hari.
Umur panen ubi jalar adalah 3,5 bulan (105 hari). Ciri-cici ubi jalar yang sudah siap panen adalah warna batang dan daunnya mulai banyak yang menguning, sudah keluar bunga berbentuk terompet, jika tanaman dibongkar umbinya sudah sebesar lebih dari kepalan tangan orang dewasa. Jika sudah waktunya maka pemanenan dilakukan dengan cara membongkar guludan ke kanan atau kekiri. Hati-hati saat membongkar dengan cangkul karena bisa melukai umbi ubi jalar.
Lahan bekas panen ubi jalar dapat digunakan lagi dengan cara membuat guludan baru tanpa pemupukan lagi. Penggunaan lahan untuk penanaman ubi jalar ini bisa dilakukan selama 3 kali dalam setahun berturut-turut dengan pemberian pupuk cukup 1 kali pada saat tanaman pertama. Setelah 3 kali pemakaian maka tanah sudah banyak kehilangan unsur haranya sehingga berlu diselingi dengan tanaman palawija kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang tunggak, kacang panjang, kedelai atau jagung.
Terdapat tiga jenis ubi jalar (Ipomoea batatas L.) yang populer dibudidayakan di Indonesia, yaitu ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah dan ungu. Ketiga jenis ubi jalar tersebut memiliki varietas unggul dengan produktivitas tinggi. Beberapa varietas ubi jalar yang populer antara lain cilembu, ibaraki, lampeneng, georgia, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan.
Budidaya ubi jalar cocok dilakukan di daerah tropis yang panas dan lembab. Suhu ideal bagi tanaman ini adalah 21-27oC dengan dengan curah hujan 750-1500 mm per tahun. Budidaya ubi jalar memerlukan penyinaran matahari sekitar 11-12 jam sehari.
Di Indonesia, budidaya ubi jalar mencapai produktivitasnya yang paling optimal bila ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian di atas 1000 meter, hanya saja jangka waktu tanam hingga panen menjadi lebih panjang.
Penyiapan bibit dalam budidaya ubi jalar bisa dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif dan vegetatif. Pertama adalah perbanyakan melalui umbi. Caranya pilih umbi berkualitas baik dan sehat, kemudian dibiarkan di tempat lembab dan teduh hingga keluar tunasnya.
Tunas yang keluar dari umbi dipotong dan siap untuk dibesarkan. Cara generatif jarang dilakukan dalam budidaya ubi jalar skala luas. Cara ini dipakai untuk memperbanyak bibit unggul dalam skala terbatas. Atau untuk mengembalikan sifat-sifat unggul sang induk.
Cara kedua adalah perbanyakan vegetatif dengan distek. Calon indukan diambil dari tanaman yang berumur di atas dua bulan dengan ruas yang pendek-pendek. Caranya, potong batang tanaman kira-kira sepanjang 15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang. Papas sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang telah distek tersebut dan biarkan selama satu minggu di tempat yang teduh.
Perbanyakan dengan cara stek batang secara terus menerus akan menurunkan kualitas tanaman. Oleh karena itu, perbanyakan dengan stek hanya dianjurkan untuk 3-5 generasi penanaman.
Pengolahan tanah untuk budidaya ubi jalar
Kondisi tanah yang cocok untuk budidaya ubi jalar adalah tanah lempung berpasir, gembur, banyak mengandung hara dan memiliki drainase yang baik. Budidaya ubi jalar pada tanah kering dan retak-retak, akan menurunkan imunitas tanaman. Tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Sebaliknya bila ditanam ditempat becek atau basah, umbinya akan kerdil, kadar serat tinggi, umbi mudah busuk dan bentuknya benjol.
Derajat keasaman tanah yang ideal untuk budidaya ubi jalar sekitar 5,5-7,5 pH. Tanaman ini tumbuh baik pada lahan tegalan atau bekas sawah. Pada lahan tegalan, budidaya ubi jalar cocok dilakukan diakhir musim hujan. Sedangkan untuk lahan sawah lebih cocok pada musim kemarau.
Baca Juga: 10 Fakta Sayuran Hijau Baik untuk Kesehatan
Budidaya ubi jalar relatif tidak membutuhkan pupuk yang banyak. Apalagi bila ditanam di lahan bekas sawah. Sebelum menanam ubi jalar, hendaknya tanah dibajak atau dicangkul supaya gembur. Kemudian bentuk bedengan setinggi 30-40 cm. Buat lebar bedangan 60-100 cm dengan jarak antar bedengan 40-60 cm. Panjang bedengan mengikuti bentuk lahan.
Untuk budidaya ubi jalar secara organik, berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang bagus adalah campuran kotoran ayam dan sapi atau kambing yang telah matang. Campurkan pupuk pada saat pembuatan bedengan dengan dosis 20 ton per hektar.
Penanaman ubi jalar
Ubi jalar ditanam dengan cara membenamkan 2/3 stek batang kedalam tanah. Dalam satu bedengan terdapat dua baris tanaman. Jarak antar tanaman dalam satu baris 30 cm dan jarak antar baris 40 cm. Dibutuhkan sekitar 36 ribu batang untuk lahan seluas satu hektar.
Di awal pertumbuhan usahakan jaga kelembaban tanah. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari pada stek yang baru ditanam. Penyiraman bisa dihentikan setelah tanaman terlihat tumbuh, yang dicirikan dengan keluarnya daun baru.
Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman ubi adalah tanaman yang tahan kekeringan. Intensitas hujan dua minggu sekali sudah cukup memberikan asupan air. Sehingga relatif tidak memerlukan penyiraman secara terus menerus.
Setelah 2-3 minggu penanaman, periksa keseluruhan tanaman. Apabila terdapat tanaman yang gagal tumbuh segera sulam dengan tanaman baru. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan stek batang yang baru.
Pada umur 4 minggu setelah tanam, lakukan pembongkaran tanah di kiri dan kanan tanaman, radius10 dari tanaman. Hal ini dimaksudkan supaya akar tanaman tidak menjalar kemana-mana sehingga umbi terkonsentrasi pada jalur penanaman. Aktivitas ini dilakukan sekaligus dengan menyiangi gulma.
Pada umur 6-8 minggu setelah tanam, tanah yang dibongkar tadi kemudian ditutup kembali sambil merapikan akar-akar yang menjalar keluar dari jalur penanaman. Kegiatan perapihan akar ini penting karena jika menjalar kemana-mana, umbi yang dihasilkan tidak akan terlalu besar. Jika akar tidak ditertibkan, bisa jadi umbinya banyak namun ukurannya kecil-kecil.
Pemanenan budidaya ubi jalar
Pemanenan ubi jalar bisa dilakukan pada umur 3,5-4 bulan. Perhatikan cuaca saat menjelang panen, atau umur tanaman di atas 3 bulan. Umbi siap panen yang tiba-tiba tertimpa hujan deras biasanya akan membusuk. Hal ini terjadi pada budidaya ubi jalar yang dilakukan di musim kemarau. Apabila terjadi hal tersebut segera lakukan pemanenan, maksimal 7 hari setelah hujan.
Panen dikatakan berhasil jika tiap satu bibit yang ditanam minimal menghasilkan 1 kg umbi. Secara umum tanaman ubi jalar yang baik dan tidak terserang hama akan menghasilkan umbi lebih dari 25 ton per hektar. Bahkan pada ubi jalar varietas tertentu seperti kalasan bisa menghasilkan hingga 30-40 ton per hektar.
Saatnya yang kita tunggu-tunggu menghitung hasil usaha ubi jalar. Dengan hitungan dalam 1 tahun 3 kali panen dengan harga Rp. 4.500 / kg. (harga di ladang)
Bagaimana menurut anda luar biasa bukan?