Nabi Shaleh as hidup diantara kaum Tsamud yang gemar menyembah berhala. Beliau diutus oleh Allah SWT untuk menydarkan mereka menuju jalan kebenaran.
Kaum Tsamud tinggal di daerah yang dulu pernah ditempati oleh kaum ‘Ad. Hal itulah yang membuat mereka juga memiliki keahlian bertani dan membuat bangunan yang indah seperti kaum ‘Ad.
Mereka berlaku sombong dan menolak ajakan Nabi Shaleh as untuk menyembah Allah SWT. Kaum Tsamud beranggapan bahwa kepintaran dan hasil pertanian yang berlimpah, mereka peroleh dari berhala-berhala yang mereka sembah.
Baca Juga: Kisah Fatimah RA: Pemberian yang Mendatangkan Rahma
“Wahai Shaleh, janganlah engkau melarang kami untuk menyembah berhala. Dan kalau engkau seorang nabi, tunjukkanlah mukjizat dari Tuhanmu agar kami percaya, “kata pemimpin kaum Tsamud.
Karena merasab ditantang seperti itu, Nabi Shaleh as lantas berdoa kepada Allah SWT agar diberi mukjizat. Dan Allah SWT mengabulkan doa tersebut.
Ketika Nabi Shaleh as memukul-mukulkan tangannya ke atas batu, muncullah seekor unta yang gemuk dan sehat. Kaum Tsamud akhirnya mengakui kehebatan Nabi Shaleh as.
Namun tidak berarti mereka lantas mengikuti ajaran Nabi Shaleh as untuk menyembah Allah SWT. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang menyatakan ikut, sedangkan yang lainnya tetap bersikukuh menyembah berhala yang dibuatnya sendiri.
Baca Juga: Asal Mula Janggut Nabi Harun Berwarna Dua
“Kalian boleh mengambil air susu unta kapanpu kalian mau. Tapi jangan sekali-kali ada yang berani menganiaya unta itu, apalagi sampai membunuhnya, “pesan Nabi Shaleh as.
Lama kelamaan banyak kaum Tsamud yang menyatakan ikut pada ajaran Nabi Shaleh as. Hal tersebut membuat pemuka kaum mereka yang tetap menyembah berhala merasa iri dan merencanakan kejahatan.
Mereka menyuruh dua orang pemuda untuk membunuh unta Nabi Shaleh as. Nabi Shaleh as yang mengetahui kalau untanya mati dibunuh menjadi marah dan berseru kepada kaum Tsamud.
“Aku sudah memberikan kebebasan kepada kalian untuk mengambil air susu unta itu sepuas-puasnya. Tapi kenapa kalian malah membunuhnya? Apakah kalian tidak takut menerima azab Allah SWT?”
Nabi Shaleh as segera mengumpulkan pengikutnya untuk mengajak meninggalkan kota itu. Dan tepat pada hari ketiga sepeninggal Nabi Shaleh as dan pengikutnya, azab dari Allah SWT berupa petir datang menyambar-nyambar, menghanguskan semua kaum Tsamud yang tidak percaya kepada Allah SWT.
Selesai.