Kedahsyatan Menyayangi Anak Kecil

Assalamu’alaikum sahabat Kisah Islamiah yang saya sayangi…

Selamat berlibur, daripada keluyuran ke mall yang belum tentu ada faedahnya, alangkah baiknya corat-coret di blog ini. Pada kesempatan ini, admin mengajak para pembaca agar menyayangi anak kecil, siapa tahu dari merekalah kita bisa dimasukkan ke dalam surga Allah SWT. Semoga keikan huruf demi huruf dari admin bisa memberikan hidayah kepada orang-orang yang mata hatinya sudah tertutup.

Sahabat, Agama Islam selalu mengajarkan kebaikan, diantaranya adalah dengan menyayangi anak kecil. Bahkan disebutkan bahwa kebahagiaan anak-anak kecil dapat menjadi kafarat bagi pelaku kemaksiatan dan dapat melebur segala dosa.

Kisahnya

Menyenangkan hati anak-anak kecil ternyata bisa menghapuskan dosa-dosa. Seperti yang terjadi pada sahabat Karim bin Yatim yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.

Bersumber dari Kitab Agung buah karya Syeikh Nawawi Baten yang berjudul “Qam’uith Tughyan”, dikisahkan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra pernah mengantarkan Karim bin Yatim menemui Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menyambutnya dengan rasa gembira, akan tetapi setelah duduk dan belum bercerita, Karim tiba-tiba saja menangis sehingga membuat penasaran Baginda Nabi.

“Apa yang telah membuatmu menangis?” tanya Rasul.
Karim bin Yatim mengatakan bahwa ia telah melakukan maksiat dan meminta Nabi agar memohonkan ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Pengakuan Dosa Karim

Sebelum permintaan itu dipenuhi, Rasulullah SAW pun bertanya kepada Karim,
“Maksiat apa yang telah engkau lakukan? “tanya Baginda Nabi.

Karim hanya terdiam dan tidak menjawab langsung pertanyaan Rasulullah SAW. Rupanya ia malu mengakui kemaksiatannya di hadapan Rasul.
“Saya malu mengungkapkan perbuatan maksiat tersebut, ya Rasulullah? “jawab Karim
Kemudian Rasulullah SAW mendesak,
“Kenapa harus malu menceritakan di depan saya tentang dosa-dosa yang telah kamu perbuat, sedangkan kepada Allah SWT yang selalu memantau tidak malu? “kata Nabi.

Karim masih terdiam.
Bahkan kali ini tangisannya makin menjadi. Air matanya membasahi kedua pipinya. Setelah itu, kemudian Rasulullah SAW meminta kepada Karim untuk segera pergi dari rumahnya.
“Pergilah, sebelum api neraka datang kesini karena ulah dosa-dosamu.”

Teguran Malaikat

Akhirnya Karim pergi meninggalkan rumah Rasulullah SAW sambil menangis dengan perasaan sedih bercampur kecewa. Namun tak lama setelah itu, Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW.
“Ya Muhammad, janganlah membuat si tamu yang sudah melakukan maksiat itu menjadi merasa bersedih dan putus asa, karena sesungguhnya si tamu tadi sudah membayar kafarat (denda) atas dosa-dosanya yang besar,”ujar Malaikat Jibril.

“Apa kafaratnya, wahai Jibril? “tannya Rasul.
“Kafaratnya adalah anak kecil,”jawab Malaikat Jibril.

Nabi Muhammad SAW masih belum mengerti maksud perkataan Malaikat Jibril, dan meminta Jibril untuk menjelaskannya.

Hadits Nabi

Malaikat Jibril menjelaskan,
“Ketika tamu yang datang tadi akan tiba di rumahnya, tiba-tiba saja ad seorang anak kecil mencegatnya dan meminta sesuatu untuk dimakan. Akhirnya tamu itu memberikan makanan, lantas anak kecil itu pergi dengan perasaan senang dan bahagia. Itulah kafarat atas dosa-dosa si tamu.”

Rasulullah SAW pun sekarang menjadi paham maksud perkataan Malaikat Jibril itu. Beruntunglah kita karena dengan adanya cerita dari Karim ini maka bertambahlah ilmu kita dalam kiat-kiat melebur dosa yang menggunung, yaitu dengan cara membahagiakan anak kecil.

Tentang berbuat baik terhadap anak-anak kecil, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda.

Rasulullah SAW bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا
“Bukan termasuk dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan menghormati orang tua.”
(HR. Tirmizi).

Menyayangi anak kecil itu menurut Rasulullah SAW juga dapat melebur dosa-dosa, meskipun dosa itu adalah dosa besar.
Subhanallah…..

Wa’alaikum salam Warohmah…

Leave a Comment