Assalamu’alaikum wr.wb.
Bagaimana mungkin keledai yang sudah mati seabad lamanya bisa hidup lagi. Tentu bisa sahabat, karena Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apalgi menghidupkan keledai, menghidupkan banyak keledai saja juga bukan hal mustahi buat Allah SWT.
Pada kesempatan sore ini, admin Kisah Teladan Islami ingin mengisahkan tentang keledai tersebut.
Tapi sebelumnya, admin ingin sekali bertanya, “sebenarnya kisah apa yang paling Anda sukai, dan tolong kalau ada waktu dikasih tahu kita-kita di sini ya, bisa via komentar di blog ini maupun di Fan Pages, apakah kisah jin, mukjizat, nabi atau yang lainnya.”
Nah, saatnya berkisah Yuk.
Sumber utama Surat Al-Baqarah ayat 259.
Kisahnya
Dahulu kala, ada seorang Nabi yang bernama Nabi UZAIR as. Beliau adalah nabi yang tidak begitu terkenal diantara nabi-nabi Bani Isarel. Beliaulah nabi yang telah menjaga Taurat, sekaligus berusaha menjaga keasliannya.
Pada suatu hari, terjadilah peristiwa yang sangat mengagumkan pada dirinya.
Di suatu desa dimana Nabi Uzair tinggal, tiba-tiba saja cuaca menjadi sangat panas, dan orang-orang pun merasa terbakar kulitnya.
Nabi Uzair pun demikian, beliau memiliki kebun yang berada jauh dari tempat tinggalnya dan berfikir bahwa kebunnya pasti sangat ingin diairi.
Insan yang saleh tersebut lantas pergi untuk mengambil air dengan mengendari seekor keledai. Setelah mendapatkan air, beliau segera pergi ke kebunnya untuk menyirami tanaman. Dan tak lupa, saat itu juga ia memetik beberapa buah Tin dan Anggur. Setelah selesai, beliau pun melanjutkan perjalanan untuk kembali pulang.
Namun di tengah perjalanan, Nabi Uzair melihat keledainya terengah-engah kelelahan yang amat sangat. Beliau memutuskan untuk mencari tempat untuk beristirahat, dan tepat di sebuah lokasi makam, muncullah ide untuk beristirahat sejenak. Nabi Uzair turun dari keledainya dan mengikatnya di sebuah tempat.
Nabi Uzair Dimatikan
Kemudian Nabi Uzair duduk sambil menyandarkan punggungnya ke dinding sambil agak meluruskan kakinya. Sejenak beliau melihat sekeliling, tampak olehnya tempat itu hancur berantakan, rumah-rumah roboh dan hanya sedikit saja tumbuhan yang tumbuh.
Tak menyadari, Nabi Uzair berguman dalam hati,
“Subhanallah…Bagaimana Allah SWT menghidupkan semua ini setelah kematiannya?”
“Lalu bagaimana Allah SWT menghidupkan tulang-belulang ini setelah kematiannya?” gumannya dalam hati.
Bukan bermaksud menyangsikan kemampuan Allah SWT atas apa yang dikendakinya, hanya saja Nabi Uzair as berpikir tentang rasa takjub yang begitu dalam, kagum akan kebesaran Allah SWT.
Tak berselang lama, turunlah Malaikat Maut yang diutus oleh Allah SWT dan mencabut nyawa Nabi Uzair saat itu juga. Sementara itu, keledaqi Nabi Uzair akhirnya mati kelaparan.
Penduuk desa yang mengetahui sudah beberapa hari tidak mengetahui kabar Nabi Uzair, mereka berbondong-bondong mencari Nabi Uzair sampai ke pelosok desa. Namun yang mereka dapatkan adalah nihil. Seakan Nabi Uzair hilang begitu saja tanpa bekas. Orang yeng terakhir melihat Nabi Uzair pun berturur,
“Aku melihat Nabi Uzair pergi ke kebunnya dengan mengendari seekor keledai.”
Mereka akhirnya mencari ke kebun Nabi Uzair dan hasilnya tetap saja nihil.
Nabi Uzair dan Keledainya Dihidupkan
Hari demi haru telah berlalu, penduduk desa sudah putus asa mencari nabinya. Akhirnya penduduk desa pun mulai melupakan Nabi Uzair seiring berjalannya waktu. Tahun berlalu demi tahun hingga sampailah 100 tahun lamanya.
Nah, ketika sebada itulah Allah SWT YANG Maha Kuas berkehendak untuk membangkitkan Uzair kembali. Tubuh Uzair yang sudah berupa tanah itu secara perlahan berubah menjadi tulang, dari tulang menjadi daging, dari daging menjadi kulit. Hingga tibalah Nabi Uzair hidup kembali.
Setelah Nabi Uzair hidup kembali, datanglah Malaikat yang diutus Allah SWT dan bertanya,
“Sudah berapa lama engkau tinggal di sini?”
“Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari,” jawab Nabi Uzair.
“wahai Nabiyullah…Anda sebenarnya tinggal di sini selama 100 tahun lamanya. Allah SWT mematikanmu, lalu menghidupkan kamu kembali sebagai jawaban atas pertanyaanmu yang merasa heran akan hari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang sudah mati.”
Mendengar penuturan Malaikat tersebut, Nabi Uzair langsung bersujud sambil mengucapkan puja puji syukur kepada Allah SWT.
Nabi Uzair berkata,
“Ya Allah…Engkaulah Dzat Yang Maha Perkasa, Engkaulah Dzat Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, Engakaulah Tuhan Yang Maha Besar, Ampunilah kami…ampunilah kami…”
Setelah Nabi Uzair mengucapkan Kebesaran Allah SWT tersebut, kemudian Nabi Uzair disuruh melihat keledai yang telah seabad mati itu. Ajaib..,perlahan-lahan tulang-belulang keledai mulai berkumpul dan dipanggillah tulang belulang itu. Dalam waktu singkat saja, keledai itu telah hidup kembali seperti sedia kala. Si keledai mulai menggerak-gerakkan ekornya sambil menatap Nabi Uzair.
Nabi Uzair telah menyaksikan sendiri tanda-tanda Kebesaran Allah SWT yang terjadi di depannya.
Beliau bisa melihat sendiri dengan kedua matanya bagaimana Allah SWT menghidupkan keledai yang telah menjadi tanah dan dibangkitkan.
Subhanallah…Subhanallah..dan Subhanallah…
Sumber artikel.
Surat Al-Baqarah: 59.
أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّى يُحْيِي هَذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانْظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
atau Apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya.
Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali.
Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”