Pedang |
Assalamu’alaikum sahabat…
Beginilah nasib orang-orang yang terlibta dalam pembunuhan cucu Rasulullah SAW, Sayyidina Imam Husein r.a di Padang Karbala. Mereka mendapatkan azab dari Allah SWT dan salah satunya adalah orang yang bernama Umar bin Sad. Umar mati mengenaskan dengan kepala terpenggal.
Berikut Kisahnya
Umar bin Saad adalah seorang panglima perang pasukan Yazid bin Mu’awiyah yang gagah berani. Pada suatu hari ia terlibat negosiasi dengan orang suruhan Yazid bin Mu’awiyyah. Ia ditawari untuk membunuh Imam Husein di Karbala da sebagai imbalan, maka dia akan mendapatkan kursi gubernur di Ray.
Umar bin Saad Bimbang.
“Apakah aku akan pergi ke Karbala dan membunuh Imam Husein? Jika aku lakukan maka aku akan mendapat kekuasaan dan harta. Akan tetapi di akhirat nanti aku akan mendapatkan neraka jahannam dan siksa Allah SWT. Adapaun jika aku tak pergi, maka bagiku akhirat, kemuliaan surga, keridhaan Allah, namun aku tidak mendapatkan dunia.”
Seolah rasa cinta terhadap dunia merasuk di dalam diri Umar bin Saad.
“Di sana ada akhirat, sekarang aku akan ke Karbala dan membunuh Imam Husein lalu kembali ke Ray dan memegang kekuasaan di sana dan setelah itu aku bertobat,” pikir Saad.
Pertempuran di Karbala
Saat sedang bertempur, Umar bin Saad juga sempat berdialog dengan Imam Husein.
“Aku ingin memerintah di Ray,” kata Umar bin Saad.
“Aku harap engkau tidak makan gandum dari daerah Ray karena mereka akan memenggal kepalamu di tempat tidurmu,” nasehat Imam Husein kepada Umar bin Saad.
Singkat cerita, Umar bin Saad menolak ajakan Sayyidina Imam Husein.
Pembantaian di Karbala telah berakhir dan Umar bin Sad ikut membantu pembunuhan cucu Rasulullah SAW tersebut. Dan setelah membunuh Imam Husein, Umar melapor kepada Ibnu Ziyad.
“Aku telah siap berangkat ke Ray,” kata Umar.
“Aku telah mendengar bahwa engkau telah melakukan pertemuan khusus dengan Imam Husein. Apa pentingnya pertemuan itu?” tanya Ibnu Ziyad.
“Itu tidak penting, yang terpenting aku telah membunuh Imam Husein,” jawab Umar.
Ibnu Ziyd tidak mempedulikan hal itu.
Ia mengambil surat perjanjian mengenai kekuasaan di Ray dan merobek-robek serta membuangnya.
Betapa kagetnya hati Umar, seakan tidak percaya.
“Wahai Ibnu Ziyad, engkau telah menghancurkanku,” kata Umar.
Setelah kejadian itu, Umar tampak menjadi gila hingga setiap dia berjalan di kota selalu dilempari batu oleh anak-anak.
Kepala Terpenggal
Nah, pada saat terjadi pergantian pemimpin dari Muawiyah ke tangan Mukhtar, terjadilah pembersihan pelaku pembantaian di Karbala. Mukhtar menyuruh anak buahnya untuk memburu para pelaku pembantaian.
Mukhtar berkata,
“Bawa Umar ke hadapanku, kalian harus berhati-hati. Jika Umar berkata akan mengambil baju, sungguh dia akan menipumu, maka bunuhlah dia di sana juga.”
Maka berangkatlah para pembantu Umar itu dan berhasil menemukan tempat tinggal Umar. Pada saat itu mar sedang tidur. Pada saat hendak akan dibawa menghadap kepada Mukhtar, Umar beralasan hendak mengambil baju.
Tak pelak lagi, dipenggallah kepala Umar di tempat itu juga. Umar meninggal dengan tragis dan tidak sempat menjadi gubernur seperti yang telah dijanjikan oleh Ibnu Ziyad.
Begitulah sahabat, nasib dari seorang pengkhianat, nasib seornag yang telah membunuh cucu Rasulullah SAW.
Semoga bermanfaat buat kita semua.