Menurut Pusat Kurikulum (2006:2), tingkat literasi mencakup empat aspek yaitu performative, functional, informational, dan epistemic. Lebih rinci keempat aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pertama, pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Kedua, pada tingkat fungtional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Ketiga, pada tingkat informational,orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan keempat, pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran Wells 1987 dalam Puskur (2006:4). Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari (lifeskills). Puskur (2006:5).
Puskur (2006:5) juga menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi: Pertama, kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional, kedua, kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report, ketiga, kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik, yaitu menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis, kompetensi sosiokultural, yaitu menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi, kompetensi strategi, sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung, dan kompetensi pembentuk wacana , yaitu menggunakan piranti pembentuk wacana.